About Us
Started as a community, Photodivetrip is the place where underwater photographers and scuba divers gather around. And in 2013, Photodivetrip transformed into a business unit specialized in photography and scuba diving trips.
With MICE (Meeting Incentive Convention Exhibition) certification, we are expanding our business by not just handling ordinary trips but also arranging surveys to new diving destinations, handling events and exhibitions that related to underwater photography and scuba diving, publishing underwater photography books and dive guides, and also providing courses and training.
Photodivetrip is a whole package to support and develop Indonesia’s marine tourism.
WHY US
- The people behind Photodivetrip share the same love, passion, and enthusiastic for photography and scuba diving. Photodivetrip wanted to introduce and also participate in Indonesia’s marine tourism development.
- We’re under the management of PT JIA Group that experienced in handling various marketing events in small and big scope for various target.
- Started with a solid community with clear segmented target, photographers, divers, and travellers.
- Supported by franchise media under one management which affiliate with international media
- Has strong network with institution and professional in photography and recreational diving.
PENDIRI
Arief Yudo Wibowo memulai terjun ke dunia fotogradi dengan kursus di Nikon School. Awalnya, pria yang menggemari berbagai jenis musik ini memotret hanya untuk mengabadikan musisi yang sedang tampil diatas panggung. Pemilik gelar MBA dari Institut pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) ini mulai terjun ke dunia selam pada tahun 2010 dengan mengambil sertifikasi master scuba diver (MSD) dari PADI. Dari situ, ia tertarik untuk menekuni dunia fotografi bawah air menggunakan kamera SLR Canon 7D yang dimilikinya. Ia sangat tertarik untuk menangkap momen-momen langka di bawah laut yang dihadirkan oleh makhluk-makhluk kecil penghuni lautan.
Kecintaannya pada fotografi bawah air terbukti dengan diraihnya prestasi Juara 1 Kategori Makro pada acara 2nd Asian Underwater Federation pada tahun 2013. Di ajang yang sama ia juga meraih juara 3 untuk Kategori Wide.
Pada awal tahun 2014, untuk menyebarkan kecintaan pada dunia bawah laut, Arief meluncurkan kembali majalah Scuba Diver Australasia Indonesia dengan menjabat sebagai managin director.
Jilmi Astina Arif mencintai dunia alam bebas sejak duduk di bangku SMA tergabung TRUPALA SMA 6. Semua gunung di Pulau Jawa, Bali dan Lombok telah ditaklukan ibu dua anak ini. Menurut Jilmi, berjalan kaki adalah cara paling dasar untuk menikmati petualangan di alam bebas, serta merupakan suatu kesempatan emas untuk menambah kesadaran hidup di alam bebas. Banyak tempat-tempat indah di Indonesia yang hanya dapat dinikmati dengan berjalan kaki.
Dari Hobi mendaki gunung, ia beralih menekuni hobi lain yang berbeda 180 derajat, yakni scuba diving. Pada thaun 2009 ia mengikuti pelatihan selam dari club diving “Nextripdive instructor Jery Djajasaputra” kemudia pada tahun 2010 mendapatkan sertifikat advance open water dari PADI. Tahun 2011 akhirnya mencoba dunia fotografi dengan mengikuti pelatihan kilat di infofotografi, lalu mendalami kursus fotografi di Canon School.
Jilmi tertarik kepada fotografi bawah air, terutama macro photography, karena ingin mengidentifikasi serta melihat perilaku binatang laut dari yang terbesar hingga yang berukuran 0,5 centimeter.
Hendra Tan menekuni dunia fotografi bawah laut 10 tahun lalu, sekitar tahun 2004. Awalnya, Hendra Tan sangat mencintai dunia diving dan sudah memiliki jam terbang yang sangat banyak. Hobinya tersebut ternyata membimbingnya kepada dunia fotografi bawah laut, yang waktu itu sama sekali hal baru buatnya. Kedua hobinya tersebut kini telah membuatnya melakukan perjalan ke berbagai tempat di Indonesia, mulai dari Pulau Weh di Aceh hingga ke Raja Ampat di Papua.
Hendra juga dikenal sebagai seorang fotografer aktif dan peduli pada usaha-usaha konservasi laut, khususnya di Indonesia, serta mendedikasikan hidupnya sebagai duta dunia bawah lau Indonesia. Melalui karyanya, dia berharap dapat memberikan karya-karya foto terbaik yang dapat menyentuh hati orang lain saat melihat hasil fotonya, dan agar lebih peduli dan sadar untuk menjaga kehidupan laut.
Bagi pria yang memiliki moto “Let’s Save the Sea for Our Next Generations” ini, titik selam di daerah Malalayang, Manado, menjadi tempat favoritnya untuk mencari objek fotografi.